Teknik utama eksistensial humanistik
pada dasarnya adalah penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli
sebagai kondisi perubahan. Namun eksistensial humanistik juga merekomendasikan
beberapa teknik (pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia
obyektif dan subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk
interpretasi dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari
pengalaman yang mengarahkan pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan
makna, dan pertumbuhan pribadi).
Teknik dalam terapi ini antara lain:
Teknik dalam terapi ini antara lain:
- Penerimaan
- Rasa hormat
- Pemahaman
- Menentramkan hati
- Pertanyaan terbatas
- Memantulkan pertanyaan dan perasaan
Pada saat terapis
menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat itulah proses terapeutik
berada pada saat yang terbaik. Penemuan kreatifitas diri terapis muncul dari
ikatan saling percaya dan kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis.
Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap yaitu:
- Tahap pertama, konselor membantu klien dalam
mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien
diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima.
Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti
peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
- Pada tahap kedua, klien didorong agar bersemangat
untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari sistem mereka.
Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi
nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan
dianggap pantas.
- Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa
melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien
didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit.
Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi
kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik
sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka,
serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.
Prosedur dan Teknik Terapi
Menurut Baldwin (1987), inti dari terapi ini
adalah penggunaan pribadi terapi :
1.
Kapasitas Untuk Sadar Akan Dirinya : Implikasi Konseling.
Meningkatkan kesadaran diri, yang mencakup
kesadaran akan adanya alternative, motivasi, factor yang mempengaruhi seseorang
dan tujuan hidup pribadi, merupakan sasaran dari semua konseling. Adalah tugas
terapis untuk menunjukkan kepada klien bahwa peningkatan kesadaran memerlukan
imbalan.
2.
Kebebasan dan Tanggung Jawab : Implikasi Konseling.
Terapis eksistensial terus-menerus mengarahkan
fokus pada pertanggungjawaban klien atas situasi mereka. Mereka tidak
membiarkan klien menyalahkan orang lain, menyalahkan kekuatan dari luar,
ataupun menyalahkan bunda mengandug. Apabila klien tidak mau mengakui dan
menerima pertanggungjawaban bahwa sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan
situasi yang ada, maka sedikit saja motivasi mereka untuk ikut terlibat dalam
usaha perubahan pribadi (May & Yalom, 1989; Yalom 1980).
Terapis membantu klien dalam menemukan betapa
mereka telah menghindari kebebasan dan membangkitkan semangat mereka untuk
belajar mengambil resiko dengan menggunakan kebebasan itu. Kalau tidak berbuat
seperti itu berarti klien tak mampu berjalan dan secara neurotik menjadi
tergantung pada terapis.Terapis perlu mengajarkan klien bahwa secara eksplisit
mereka menerima fakta bahwa mereka memiliki pilihan, meskipun mereka mungkin
selama hidupnya selalu berusaha untuk menghindarinya.
3.
Usaha Untuk Mendapatkan Identitas dan Bisa Berhubungan Dengan Orang Lain
: Implikasi Konseling.
Bagian dari langkah terapeutik terdiri dari
tugasnya untuk menantang klien mereka untuk mau memulai meneliti cara dimana
mereka telah kehilangan sentuhan identitas mereka, terutama dengan jalan
membiarkan orang lain memolakan hidup bagi mereka. Proses terapi itu sendiri
sering menakutkan bagi klien manakala mereka melihat kenyataan bahwa mereka
telah menyerahkan kebebasan mereka kepada orang lain dan bahwa dalam hubungan
terapi mereka terpaksa menerima kembali. Dengan jalan menolak untuk memberikan
penyelesaian atau jawaban yang mudah maka terapis memaksa klien berkonfrontasi
dengan realitas yang hanya mereka sendiri yang harus bisa menemukan jawaban
mereka sendiri.
4.
Pencarian Makna : Implikasi Konseling.
Berhubungan dengan konsep ketidakbermaknaan
adalah apa yang oleh pratis eksistensial disebut sebagai kesalahan
eksistensial. Ini adalah kondisi yang tumbuh dari perasaan ketidaksempurnaan
atau kesadaran akan kenyataan bahwa orang ternyata tidak menjadi siapa dia
seharusnya. Ini adalah kesadaran bahwa tindakan serta pilihan sesorang
mengungkapkan kurang dari potensi sepenuhnya yang dimilikinya sebagai pribadi.
Manakala orang mengabaikan potensi-potensi tertentu yang dimiliki, maka tentu
ada perasaan kesalahan eksistensial ini. Beban kesalahan ini tidak dipandang
sebagai neurotik, juga bukan sebagai gejala yang memerlukan penyembuhan. Yang
dilakukan oleh terapis eksistensial adalah menggalinya untk mengetahui apa yang
bisa dipelajari klie tentang cara mereka menjalani kehidupan. Dan ini bisa
digunakan untuk menantang kehadiran makna dan arah hidup.
5.
Kecemasan Sebagai Kondisi Dalam Hidup : Implikasi Konseling.
Kecemasan merupakan materi dalam sesi terapi
produktif. Kalau klien tidak mengalami kecemasan maka motivasi untuk mengalami
perubahan menjadi rendah. Jadi, terapis yang berorientasi eksistensial dapat
menolong klien mengenali bahwa belajar bagaimana bertenggang rasa dengan
keragu-raguan dan ketidakpastian dan bagaimana caranya hidup tanpa ditopang
bisa merupakan tahap yang perlu dialami daam perjalanan dari hidup yang serba
tergantung kea lam kehidupan sebagai manusia yang lebih autonom. Terapis dan klien
dapat menggali kemungkinan yang ada, yaitu bahwa melepaskan diri dari pola yang
tidak sehat dan membangun gaya hidup baru bisa disertai dari pola yang tidak
sehat dan membangun gaya hidup baru bisa berkurang pada saat klien mengalami
hal-hal yang ebih memuaskan dengan cara-cara hidup yang lebih baru. Maakala
klien menjadi lebih percaya diri maka kecemasan mereka sebagai akibat dari
ramalan-ramalan akan datangnya bencana akan menjadi berkurang.
6.
Kesadaran Akan Maut dan Ketiadaan : Implikasi Konseling.
Latihan dapat memobilisasikan klien untuk secara
sungguh-sungguh memantapkan waktu yang masih mereka miliki, dan ini bisa
menggugah mereka untuk mau menerima kemungkinan bahwa mereka bisa menerima
keberadaannya sebagai mayat hidup sebagai pengganti kehidupan yang lebih
bermakna.
Tahap-tahap
Pelaksanaan Terapi Humanistik Eksistensial
Pendekatan ini bisa menggunakan beberapa teknik dan konsep psikoanalitik
dan juga bisa menggunakan teknik kognitif-behavioral. Metode ini berasal dari
Gestalt dan analisis transaksional. Terdapat tiga tahap yang dapat dilakukan
oleh terapis dalam terapi humaniatik eksistesial, antara lain :
1.
Tahap pendahuluan
Konselor mambantu klien dalam mengidentifikasi dan mnegklarifikasi asumsi
mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi
mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercemin pada eksistensial mereka
dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.
2.
Tahap pertengahan
Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan
otoritas dan sistem mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru
dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik dan dianggap pantas.
3.
Tahap akhir
Berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang
diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan
yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani
eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial,
teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan mereka,
serta bertanggungjawab atas penggunaan kebebasan pribadinya.
Kekurangan dan Kelebihan
Terapi Humanistik-Ekstensial
Kelebihan
Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dan kepercayaan diri.
§
Adanya kebebasan klien untuk mengambil
keputusan sendiri
§
Memanusiakan manusia
§
Bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
§
Pendekatan terapi eksistensial lebih
cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam
perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan
dari remaja menjadi dewasa
Kelemahan
§
Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya
yang mistikal
§
Dalam pelaksanaannya tidak memiliki
teknik yang tegas
§
Terlalu percaya pada kemampuan klien
dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
§
Memakan waktu lama.
Sumber :
Corey, Gerald. (1995). Teori
dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : PT.
Eresku.
Lubis, Lumongga
Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan
Praktik. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Misiak, henryk.2005.psikologi fenomenologi,eksistensial
dan humanistic. Bandung:
PT.Rafika aditama