A. Orientasi Kesehatan Mental
1. Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya "Psikologi Agama" bahwa : Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tentang, aman dan tentram dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi( penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan"
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri denan orang lain dan masyarakat lingkungan tempat ia hidup.
B. Konsep Sehat
Sehat adalah suatu kondisi dimana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya.
Konsep Sehat berdasarkan dimensi :
· Dimensi Emosional
Menurut Goleman emosional adalah hasil campuran dari
rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
- Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang
dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya berhenti sejenak dan memijit pada
bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
- Dimensi Fisik
Sesuatu kondisi tubuh yang diharuskan dengan kondisi tubuh sehat.
- Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik.
- Dimensi Spiritual
Spiritual berhuungan dengan atau bersifat kejiwaan/kerohanian. Dengan berserah diri yerhada Yang Maha Kuasa. Contoh, ketika seseorang ditimpa musibah orang tersebut akan berserah diri dan berikhtiar supaya mendapatkan hikmah dari musibah tersebut.
C. Sejarah Kesehatan Mental
Sejarah Singkat
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu
kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik
yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik
yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan
kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Sekalipun oleh anggota
keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama
sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang
biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk masyarakat I ndonesia, masalah kesehatan mental
saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini
melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang
masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk
menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan
terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat
terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan
mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang
beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh sebab itu, berikut dipaparkan
sejarah mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa,
dan semoga paparan ini menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan
mental yang saat ini ada di Indonesia.
·
D. Pendekatan Kesehatan Mental
Pada pendekatan kesehatan mental meliputi:
a. Orientasi Klasik
Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu. Seperti ketegangan, rasa lelah, cemas , rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau perasaan tidak sehat serta akan menggangu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari. Dan individu yang sehat merupakan individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik dan mental.
b. Orientasi Penyesuaian Diri
Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhlik yang sehat mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit mental dapat dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dapat dipahami sebagai derajat kesehatan mental. Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungannya. Penyesuaian diri ini tidak mengakibatkan perubahan kepribadian , stabilitas diri tetap terjaga dan tetap memiliki otonomi diri.
c. Orientasi Pengembangan Potensi
Menurut pandangan ini, kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi kreatifitas , rasa humor , tanggungjawab, kecerdasan. Kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga dapat dihargai oleh oranglain dan dirinya sendiri.
Sumber :
Ayo Kunjungi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar