Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar
kawin kata itu berasal dari kata jawa kuno ka-awin atau ka-ahwin yang berarti
dibawa, dipikul, dan diboyong kata ini
adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin selanjutnya kata itu
berasal dari kata vini dalam Bahasa Sanskerta.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum
antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu
pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang
biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan
upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk
keluarga. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya
perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
Menjelaskan bagaimana memilih pasangan
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu
rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan
istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh
Tuhan.
Pertama Tuhan adalah penguasa dan pemilik serta penentu
jodoh kita. Hanya dia yang bisa menjadi pemilih yang sempurna dan paling tahu
tentang calon pasangan kita. Maka kedua adalah orang-orang yang dekat dengan
tuhan yang bisa menentukan pasangan yang baik untuk dipilih. Ketiga dimiliki
oleh orang tua kita karena faktor kasih sayang dan kesungguhannya kepada kita
sehingga sangat serius untuk memilihkan kita. Beranikah kita menyerahkan
pilihan kita kepada orang yang lebih tahu luar dan dalam serta pengalaman hidup
yang cukup berusaha menjadikan kita pantas mendapatkan pasangan yang memang
cocok dengan pengertian orang baik akan bertemu orang baik itu cocok dan yang
jelek hatinya akan bertemu dengan yang jelek juga. Serahkan kepada Tuhan dan
berusaha taat dan memantaskan diri sendiri. Menjadi orang yang dekat kepada
Tuhan akan menjadikan diri kita beruntung.
Menjelaskan seluk beluk hubungan dalam perkawinan
Dalam hidup ini tanpa kita sadari apa itu cinta. Hanya
dengan lima huruf ini kita tidak mengerti apa saja problema-problema,
definsi-definsi, dan permasalahannya. Banyak di antara kita bercerita tentang
cinta dan banyak diantara kita jatuh cinta, tapi kita tidak tahu apa itu CINTA.
Jatuh cinta itu adalah alami serta masa pacaran itu masa yang indah dan kadang
kenyataannya tidak seindah dengan harapan. Sering muncul salah paham, cemburu,
konflik, dan putus di tengah jalan. Belum lagi terjadinya kekerasan indikasi
dan tekan unsur seks telah masuk jauh kedalamnya. Pengalaman kegagalan dalam
cinta bisa menimbulkan kekecewaan, Jarang meminta pendapat kepada orang tua dan
yang lebih mengerti akan permasalahan yang sedang kita hadapi.
Menjelaskan Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
Definisi Penyesuaian Diri
Dalam istilah psikologi, penyesuaian disebut dengan istilah
adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan
fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya.
Schneiders (1964: 51) mendefinisikan penyesuaian diri
sebagai berikut:
“A process, involving both mental and behavioral responses,
by which an individual strives to cope successfully with inner, needs,
tensions, frustration, and conflicts, and to effect a degree of harmony between
these inner demands and those imposed on him by objective world in which the
lives”.
Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon
mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan
konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya
dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya.
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang
memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka
dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar
untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien,
matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan
individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan
tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan
kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat
dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa
apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam
lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan
artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan
puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi
selanjutnya.
Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi
luas, dan lain lain. (Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 1998 : 44)
Pengertian pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut
individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi
mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung
terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui
proses yang panjang.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap
karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang
menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan
reflexions.
Menjelaskan perceraian dan pernikahan kembali
Pengertian Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan
suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran
masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu
ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah
dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna, 1999). Perceraian
merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan
untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya
sebagai suami istri. Perceraian bagi anak adalah “tanda kematian” keutuhan
keluarganya, rasanya separuh “diri” anak telah hilang, hidup tak akan sama lagi
setelah orang tua mereka bercerai dan mereka harus menerima kesedihan dan
perasaan kehilangan yang mendalam. Contohnya, anak harus memendam rasa rindu
yang mendalam terhadap ayah/ibunya yang tiba-tiba tidak tinggal bersamanya
lagi.
Pernikahan kembali maksudnya adalah suami istri yang sudah
bercerai atau bepisah, kembali bersatu lagi atau istilahnya disebut Rujuk.
Menjelaskan alternative selain pernikahan > Membujang (Single life)
Tak sedikit orang yang masih single walaupun umurnya sudah
tergolong matang. Orang-orang yang memilih untuk single biasanya karena orang
teresebut sibuk dengan karirnya, sehingga dia tidak terlalu memikirkan soal
jodohnya. Dan ada juga orang yang memilih single karena masih sakit hati dengan
mantan pacarnya, entah itu karena di tinggal nikah ataupun di selingkuhin.
Referensi ;
Referensi ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar