Pengertian Job Enrichment
Dapat digambarkan
sebagai media manajemen yang dapat memotivasi karyawan diri didorong dengan
memberikan mereka tanggung jawab tambahan yang biasanya disediakan untuk
karyawan tingkat yang lebih tinggi. Dengan melakukan ini, karyawan merasa
seperti pekerjaan mereka memiliki arti dan penting untuk perusahaan.
Teori ini
didasarkan pada perumpamaan bahwa karyawan memiliki kecenderungan alami untuk
ingin berhasil dan sangat ingin bisa dipercaya dengan peran yang lebih besar
dalam perusahaan. Ketika dalam pekerjaan tidak ditantang, mereka cenderung
mengendur dan tidak memberikan upaya terbaik mereka karena mereka melihat tugas
mereka berada di bawah keahlian mereka.
Sebaliknya ketika seorang karyawan
diberikan otonomi lebih atas pekerjaannya, mereka cenderung merasa bertanggung
jawab atas hasil dari proyek dan akan mencoba untuk mengedepankan hasil akhir
terbaik. Secara keseluruhan Peningkatan Pekerjaan adalah penting untuk tempat
kerja karena membantu mencegah perasaan repetitiveness dalam operasi
sehari-hari dari menghambat produktivitas.
Ada 5 core job characteristic yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Task identity
Para karwayan menyelesaikan tugasnya masing-masing dari mulai sampai selesainya suatu tugas dengan mengedintifikasi hasilnya.
Para karwayan menyelesaikan tugasnya masing-masing dari mulai sampai selesainya suatu tugas dengan mengedintifikasi hasilnya.
2. Task significance
Karakteristik suatu tugas ditentukan oleh bagaimana pengaruh pekerjaannya karyawan terhadap faktor luar organisasi
Karakteristik suatu tugas ditentukan oleh bagaimana pengaruh pekerjaannya karyawan terhadap faktor luar organisasi
3. Skill variety
Kondisi dimana para karyawan mampu melaksanakan sejumlah tugas yang bekerja dengan menggunakan keterampilan yang berbeda, kemampuan, bakat.
Kondisi dimana para karyawan mampu melaksanakan sejumlah tugas yang bekerja dengan menggunakan keterampilan yang berbeda, kemampuan, bakat.
4. Autonomy
Keadaan di mana para karyawan melakukan pengawasan pada pekerjaannya. Hal ini akan memberikan kebebasan karyawan menentukan sendiri jadwal pekerjaan, skala perioritas, dan prosedur penyelesaian tugas.
Keadaan di mana para karyawan melakukan pengawasan pada pekerjaannya. Hal ini akan memberikan kebebasan karyawan menentukan sendiri jadwal pekerjaan, skala perioritas, dan prosedur penyelesaian tugas.
5. Feedback
Suatu kondisi di mana tugas memberikan informasi kepada karyawan yang terkait dengan kinerja dan hasil pekerjaan.
Suatu kondisi di mana tugas memberikan informasi kepada karyawan yang terkait dengan kinerja dan hasil pekerjaan.
Langkah-Langkah
dalam Redesign Pekerjaan Untuk Job Enrichment
®Menggabungkan beberapa pekerjaan
menjadi satu;
Menjadi lebih besar
Lebih bervariasi
Kecakapan lebih luas
®Memberikan modul kerja untuk setiap pekerja
®Memberikan kesempatan pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab;
Kesempatan mengatur prosedur kerja sendiri
®Memberikan kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung;
Orang – orang yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
®Menciptakan sarana – sarana umpan balik;
Pekerja dapat memonitor koreksi diri.
Menjadi lebih besar
Lebih bervariasi
Kecakapan lebih luas
®Memberikan modul kerja untuk setiap pekerja
®Memberikan kesempatan pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab;
Kesempatan mengatur prosedur kerja sendiri
®Memberikan kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung;
Orang – orang yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
®Menciptakan sarana – sarana umpan balik;
Pekerja dapat memonitor koreksi diri.
Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Job Enrichment
A. Jika pekerjaan terspesialisir dan sederhana
dirancang kembali untuk memotivasi secara intrinsik pada pekerja, maka kualitas
pelaksanaan kerja pekerja akan meningkat.
B. Absensi – absensi dan perpindahan kerja
akan berkurang.
C. Dimensi inti yang berkaitan dengan motivasi
intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan Oldham ), yaitu:
a. Keragaman ketrampilan (skill
variety)
Banyaknya ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin
banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara
menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik
untuk melakukan pencatatan penjualan.
b. Jati diri tugas (task identity)
Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat
hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang
dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan
tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan
konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.
c. Tugas yang penting (task
significance)
Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan
orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan
yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting
dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah tangga ingin mengeluarkan produk
panci baru. Para karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa
panci yang sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu masa kini. (tugas tersebut memberikan
kepuasan tersendiri bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung
akan memberi manfaat kepada pelanggan)
D. Otonomi
Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian
ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan
pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan
peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk memperebutkan
tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk
menarik perhatian klien . Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri
waktu kerja dan waktu istirahat.
E. Umpan balik (feed back)
Memberikan informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga
para pekerja dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan. Misalnya,
dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik
dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan
dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang
dijual, pelayanan, dll.
Jadi kondisi psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi
utama dalam tugas akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah termotivasi
secara internal. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment
tergantung oleh kekuatan kayawan untuk berkembang dan berpikir positif.
REFERENSI :
REFERENSI :
- P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
- Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
- Wirawan, Sarlito. (2005).Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan).Jakarta :Balai Pustaka.
- Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
- https://en.wikipedia.org/wiki/Job_enrichment
- http://www.strategichumaninsights.com/wp-content/uploads/166159991.jpg
- http://sunethz.blogspot.co.id/2009/09/job-design.html
- http://raisamatarinursila.blogspot.co.id/2014/12/psikologi-manajemen-tugas-11-job.htm