PENGERTIAN KEKUASAAN
Kekuasaan menurut Rassel
Kekuasaan menurut Rassel
Kekuasaan itu sebagai sesuatu
produksi dari akibat yang diinginkan. Kekuasaan menurut penulis (Ajeng
Tyastia Shinta) kekuatan untuk menggunakan kekuatan kekuasaan dan mempengaruhi
sekeliling sebagai proses untuk mencapai tujuan yang jelas.
Sumber – sumber Kekuasaan
1.
Kekuasaan
bersumber pada kedudukan
Seorang pemimpin dapat berkuasa pada
suatu kedudukan yang dipimpinnya. Kekuasaan ini biasanya dipilih oleh beberapa kumpulan masyarakat yang
sependapat atau memiliki tipe pemimpin
yang sama antar satu dengan lainnya. Kekuasaan ini terdapat pada suatu negara
yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Pemimpin tersebut
dapat menguasai negara itu dan dapat pula (lengser)
turun dari jabatannya karena ketidakpuasan
masyarakat terhadap sistem kepemimpinannya.
2.
Kekuasaan
formal atau legal
Kekuasan mungkin
ada yang formal dan legal. Kekuasaan yang formal diputuskan berdasarkan
keputusan bersama. Misalkan dalam suatu forum yang terstuktur, didalam forum
tersebut terdapat ketua. Dan ketua tersebut memiliki kedudukan dalam mengatur
sistem kerja atau bagaimana tujuan forum tersebut dikemudian hari dan dalam
persetujuan seisi forum tersebut.
Kekuasan legal
disini bisa dicontohkan dalam kekuasaan presiden dalam suatu negara. Indonesia
yang menyandang sebagai negara Republik memiliki sistem kepresidenan yang
dipilih oleh rakyatnya. Presiden tersebut dipilih dan diberhentikan sesuai
dengan keputusan rakyat dan melalui undang-undang yang dibentuk.
3.
Kekuasaan
atas sumber dan ajaran
Kekuasaan atas
sumber dan ajaran kita ambil contoh dalam keagamaan. Dalam suatu agama biasanya
memiliki imam/pendeta/biksu dalam agama-agama yang ada di Indonesia. Mereka
berkuasa untuk mengarahkan pengikutnya berdasarkan kitab-kitab terdahulu.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a. Keahlian atau keterampilan (French &
Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien
di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang
dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b. Persahabatan atau kesetiaan (French &
Raven 1959)
Sifat dapat
bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin
yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c. Karisma (House,1977)
Ciri kepribadian
yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan
salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
referensi : https://oktavya.wordpress.com/2010/11/29/sumber-kekuasaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar